Anies Baswedan (Tirto) |
“Saya ingin ingatkan, jangan ada lagi politik identitas.
Jangan ada lagi politisasi agama. Jangan ada lagi polarisasi sosial. Demokrasi
kita harus semakin dewasa dari waktu ke waktu. Konsolidasi nasional harus
senantiasa diperkuat,” kata Jokowi, 18 Agustus 2022 di depan Sidang MPR.
"Bagi PDIP, berkeyakinan bahwa mereka yang menggunakan
politik identitas itu pada dasarnya, kecenderungannya mereka tidak punya
prestasi," kata Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP, 2 September 2022.
"Sesuai pernyataan saya sebelumnya, bahwa PSI tidak
akan pernah mendukung Anies Baswedan karena yang bersangkutan memiliki rekam
jejak terlibat dalam politik identitas yang sangat bertentangan dengan DNA
PSI," kata Grace Natalie, 28 Juni 2022.
"Apa harus jadi presiden aja kau bisa mengabdi? Harus
tahu diri juga lah, kalau kau bukan orang Jawa," ujar Luhut B Panjaitan di
RGTV Channel, 21 September 2022.
Berbagai cara yang digunakan musuh-musuh politik Anies untuk
menjegalnya jadi calon presiden. Satu cara yang kini massif digunakan, adalah
menstigma Anies dengan politik identitas.
Kemenangan Anies pada pemilihan gubernur DKI Jakarta, 2017
lalu dianggap mereka karena politik identitas. Mereka tidak mau tahu jika Ahok
saat itu juga menggunakan politik identitas. Ahok menang di wilayah-wilayah
Jakarta yang banyak dihuni kaum Cina dan Kristen.
Kampanye massif yang digunakan presiden Jokowi tentang
politik identitas ini, menurut pengamat politik Rocky Gerung, karena Jokowi
dikelilingi orang-orang dungu. Rocky juga menegaskan bahwa kampanye negatif
politik identitas ini adalah bertujuan untuk mencegah tampilnya politisi Muslim
(sebagai presiden).
Dalam diskusi buku Politik Identitas di Jakarta (24/9),
Rocky menjelaskan bahwa bangsa ini dibentuk dengan identitas para founding
fathers. “Mereka berbeda-beda identitas, kemudian bersatu,” ujarnya. Jadi
menurutnya, wajar orang menggunakan politik identitas. Rocky menceritakan
bagaimana Piagam Jakarta mewarnai dalam sejarah politik bangsa. Menurutnya,
Piagam Jakarta tidak bisa dihapus dalam memori sejarah bangsa.
Tokoh PDIP dan PSI, Hasto Kristiyanto dan Grace Natalie
secara terus terang menyerang Anies Baswedan karena menggunakan politik
identitas. Mereka tidak mau tahu, bahwa partai mereka –terutama PDIP- juga
menggunakan politik identitas, yaitu Soekarnoisme.
Jokowi yang merupakan petugas partai PDIP, juga gemar untuk
menstigma buruk politik identitas. Tentu sebagai presiden, ia tidak menunjuk
hidung Anies. Tapi bagi yang paham politik tahu pernyataan Jokowi itu ditujukan
ke mana.
Para Aniesfobia ini akan terus melakukan serangan opini
buruk agar Anies terjegal sebagai capres.
Terakhir adalah opini yang dibuat Luhut Pandjaitan ketika berdialog
dengan Rocky Gerung. Di forum itu, Luhut menyatakan bahwa kalau bukan orang
Jawa, jangan maksa jadi presiden. Pernyataan Luhut ini bisa dibaca, bahwa ia
tidak menginginkan Anies untuk jadi presiden. Ia ingin Ganjar. Sebab, Anies
adalah orang Sunda-Arab.
Bila opini menstigma buruk tidak mempan –karena kekuatan
opini medsos pendukung Anies juga kuat- nampaknya mereka akan menggunakan jalur
KPK untuk menjegal Anies. Dan skenario itu sedang mulai.
Kita hanya berdoa semoga Anies lolos dari
penjegalan-penjegalan yang tidak fair ini. Semoga Allah memberikan
presiden terbaik untuk bangsa Indonesia di tahun 2024. Wallahu azizun hakim.
[]
Penulis: Nuim Hidayat
Direktur Akademi Dakwah Indonesia, Depok