Minat baca di Indonesia masih rendah. Menurut data UNESCO,
minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari seribu orang
Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca. Riset berbeda bertajuk World’s
Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut
State Univesity pada Maret 2016 menempatkan
Indonesia di peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.
Data-data ini mendorong Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa
Timur, Muchlisin BK, berkeliling ke sekolah-sekolah dan pesantren di Jawa Timur
untuk menyebarkan “virus” literasi. Ia berharap, pelajar dan santri memiliki
minat baca yang tinggi. Selain suka membaca, ia juga berharap generasi muda
suka menulis dan menerbitkan karya.
Pada Februari ini, Muchlisin berbagi kiat menulis di
sejumlah kota. Antara lain Bojonegoro, Gresik, dan Pamekasan. Bulan sebelumnya,
penulis 6 buku solo dan seribu lebih artikel ini telah berbagi kiat menulis di
Bondowoso, Malang, Jember, Bangkalan, dan sejumlah kota lainnya.
Mayoritasnya, pelatihan kepenulisan itu digelar di sekolah
dan pesantren. Misalnya SDI Luqman Hakim Bojonegoro, SD Muhammadiyah 2 GKB
Gresik, SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik, Pesantren Nurul Islam Pamekasan, dan
Pesantren Banyuanyar Pamekasan. Acara yang berkolaborasi dengan FLP Cabang ini
juga banyak mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Misalnya Kepala
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bojonegoro yang tidak hanya
memberikan sambutan dan membuka acara, tetapi juga mengikuti seminar literasi
hingga selesai.
“Saya berharap dengan program-program FLP seperti ini, minat
baca dan minat menulis generasi muda meningkat. Lahir penulis-penulis baru
khususnya dari Kabupaten Bojonegoro,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kabupaten Bojonegoro, Heru Widodo, di SDI Luqman Al-Hakim Bojonegoro,
5 Februari lalu.
Sejumlah sekolah berharap program literasi FLP tidak hanya
bersifat insindentil. Mereka pun memformalkan program tersebut dalam bentuk Memorandum
of Understanding (MoU) pengembangan budaya literasi. Selama dua tahun, FLP
Jawa Timur akan mendampingi sekolah dengan berbagai pelatihan dan program yang akan
mencetak para penulis muda. Antara lain dengan pelatihan menulis cerpen,
pelatihan menulis puisi, pelatihan menulis resensi, dan pelatihan menulis esai.
Juga bagaimana mengembangkan majalah dinding dan majalah sekolah.
“Semoga dengan kolaborasi ini, budaya literasi di Spemdalas
semakin meningkat. Peserta didik lebih gemar membaca dan menjadi produktif
menulis,” kata Wakil Kepala SMP Muhammadiyah 12 GKB, Jamilah, saat sambutan menjelang
penandatangan MoU pengembangan budaya literasi di Spemdalas, 8 Februari 2023.
[IK/Tarbiyah]