Konferensi Aktivis Perempuan Baitul Maqdis International
ke-7 berlangsung pada Jum’at dan Sabtu, 27 dan 28 Mei 2022 di Istanbul, Turki.
Acara yang diselenggarakan di Kaya Istanbul Fair & Convention Hotel
mengangkat slogan “Aktivis Palestina Siap Menyambut Kemenangan”. Konferensi
bertujuan untuk menyoroti peran perempuan internasional dalam mendukung
perjuangan perempuan Baitul Maqdis dan melawan bahaya normalisasi. Gerakan
normalisasi adalah program Yahudisasi yang dilakukan penjajah Zionis Israel.
Konferensi dibuka dengan sambutan dari Presiden Global
Women’s for Al-Quds and Palestine, Dr.Umaimah Tijani; perwakilan dari
Palestina, Mrs. Yusra Al-Aklouk; perwakilan Asia-Pasific, Datuk Hajjah Zuraida
Kamarruddin, Menteri Perindustrian dan Komoditas Perkebunan Turki; perwakilan
Anak Benua India, Dr. Asmaa Al-Zahra; perwakilan Tawanan, Mrs. Sausan
Al-Mobaied; ibu dari tawanan Maqdisi, Marah Bakir; perwakilan Afrika, Ms.
Fatimah Midah; perwakilan Teluk Arab, Dr. Nora Al-Henzab; perwakilan Kaukasus,
Dr. Jebbaria Guerbi; perwakilan Timur Tengah, Dr. Hayat Almusimi; perwakilan
Murabithah, Ms. Hanady Al-Halawani; dan perwakilan negara tuan rumah, Derya
Yanik, Menteri Keluarga dan Pelayanan Sosial.
Delegasi Indonesia yang hadir pada konferensi ini adalah
Nurjanah Hulwani, S.Ag., M.E., Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Peduli Al-Aqha
(KPIPA); Trisna Djuwaeli, S.E.MM Ketua Umum Muslimat Mathlau’ul Anwar (Musma
dan bendahara MUI); Maimon Herawati, S.Sos., M.Litt, Ketua SMART 171;
Indah Kurniati, S.T.P, Head of Finance and General Affair Adara Relief
International, serta perwakilan berbagai organisasi dengan jumlah total 25
orang.
Nurjanah Hulwani, Ketua KPIPA sekaligus Ketua delegasi
Indonesia, mengatakan bahwa perjuangan membantu perempuan Baitul Maqdis tidak
bisa dilakukan secara personal atau satu negara saja. Tetapi harus dilakukan
oleh kekuatan perempuan seluruh dunia.
Konferensi dihadiri sejumlah tokoh Palestina yang menguasai
sumber permasalahan perempuan di negara tersebut. Hadir dalam simposium bertema
“Kondisi Realitas Perempuan Palestina dan Mekanisme Solidaritas untuk mendukung
Ketahanan mereka” diantaranya Mrs. Zina Amre, Murabithah Al-Quds; Rihab
Shubair, Perwakilan Palestina dan Jalur Gaza pada IGWCQP; Sada Abu Al-Baha,
Akademisi dan Kepala Kepala Koordinasi Turki & Konferensi Luar Negari
Palestina; Hanan Abu Hussain, Peneliti dan Akademisi pada Islamic Community
Collage; Abdulla Maarof, Akademisi dan Peneliti dalam Hubungan Al-Quds; dan Dr.
Jamal Amre, Peneliti Spesialisasi Permasalahan Palestina.
Dalam konferensi diungkapkan bahwa perempuan Palestina
berada dalam situasi mencekam dan mengkhawatirkan setiap hari. Mereka
berhadapan langsung dengan penjajah. Setiap saat ada yang kehilangan suami,
anak, bahkan diri mereka sendiri. Di antara mereka menjadi orang tua tunggal
karena suaminya ditahan atau meninggal dunia karena kejahatan penjajah Israel.
Mereka berjuang di garis terdepan dalam mempertahankan kesucian masjid Al-Aqsha
dan tanah Palestina yang merupakan tanah wakaf umat Islam.
Dalam keterbatasan kondisi yang ada, perempuan Palestina
terus berupaya mempertahankan identitas mereka di mana saja berada. Mereka
memiliki pendidikan tinggi dan berkiprah di bidang masing-masing serta ikut
dalam aksi-aksi perjuangan membela Palestina. Perempuan Palestina memilih untuk
menjadi subjek perjuangan, bukan korban.
Ke depan perlu ada dialog kebangsaan dari semua elemen, baik
sekuler, nasionalis, atau Islam dalam rangka menghadapi penjajah dengan
semangat nasionalisme dan kemanusiaan. Diharapkan semua pihak mampu menyuarakan
permasalahan Palestina bukan hanya dengan emosi, tapi juga dengan pemahaman
ilmiah.
Sebuah kebanggaan bagi Indonesia karena turut memeriahkan
kafe koalisi, sebuah stand yang menyajikan aneka makanan ringan dan minuman
khas Indonesia. Ada pula bazar yang menjual pernak-pernik kepalestinaan produk
Indonesia. Ini mendapat antusiame dari peserta konferensi.
Perwakilan delegasi Indonesia memenangkan program unggulan
dalam melakukan edukasi kepalestinaan, yaitu program “Baik Berisik” dari
SMART 171. Ini merupakan wadah edukasi dan informasi untuk pemuda yang
mencintai Palestina dan ingin membantu perjuangan Palestina. Saat dilombakan,
program ini berhasil mendapat peringkat pertama. Program ini akan menjadi
contoh program edukasi kepalestinaan bagi 44 negara yang hadir. []